Bupati Karanganyar Izinkan Salat Ied, Malah Jadi Khatib dan Siap Dipanggil Presiden

Karena dinilai penyebaran Covid-19 sudah terkendali dan cenderung stagnan serta penderita tinggal menunggu kesembuhan, maka Bupati Karanganyar Juliyatmono mengizinkan masyarakat menggelar shalat Ied di masjid atau di jalan dan tempat lapang.

‘’Malah saya akan jadi khatib di Alun-alun, dan shalat saya pimpin sendiri,’’ kata Juliyatmono, Selasa. Namun dia tetap memberikan syarat pada semua masyarakat, penyelenggaraan shalat Ied harus mematuhi prosedur kesehatan. Membawa masker, membawa sajadah sendiri, berangkat harus cuci tangan, khutbah dipersingkat, shalat jangan panjang-panjang, tidak ada salam-salaman, langsung pulang.

Dia akan mengerahkan satpol PP menjaga Alun-alun saat menjelang shalat untuk mengontrol jamaah. Selain itu petugas desa juga harus mengontrol pelaksanaan shalat Ied di desa-desa agar mematuhi. Ini memang cara bersahabat dengan covid.

Menurut Bupati, shalat Ied menjadi momentum bersama seluruh umat muslim untuk menunjukkan syiarnya. Sehingga orang sangat mendambakan shalat Ied setelah puasa Ramadhan yang berperang dengan nafsunya sendiri.

Dan itu tidak bisa dicegah, justru jika dicegah malah bahaya jika secara sembunyi-sembunyi nekat menyelenggarakan. Karena itu justru kita beri keleluasaan dengan syarat mengetatkan prosedur kesehatan. Nanti seluruh jamaah harus melewati dites termo gun untuk memastikan kesehatannya.

Bupati mengatakan, setelah acara shalat tidak ada salam-salaman, apalagi kumpul-kumpul dan saling anjangsana seperti biasa. Halal bihalah cukup dengan SMS atau WA grup saja tak prerlu datang. Menghindari sentuhan fisik.

Dia memastikan tidak ada acara open house di rumah dinas seperti biasa, sehingga tidak ada kepala dinas atau kabag serta karyawan Pemkab yang sowan ke rumdin seperti biasa. Dan itu pula yang harus dilakukan masyarakat seperti lumrahnya. Kita tetap berhalal bihalal dengan bersahabat dengan covid.

Pengumuman kebolehan menggelar shalat Ied itu sudah di-share lewat video Bupati ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga semua orang sudah tahu

Siap dipanggil Presiden

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan keputusannya mengizinkan saalat Ied bagi masyarakat sudah melalui serangkaian pertimbangan.

Dia menolak dinilai membangkang pada Gubernur. Baginya kebijakan yang membahagiakan rakyat tidak mengapa.

“Kalau saya harus dipanggil Presiden mengenai kenapa saya mengizinkan warga masyarakat shalat Ied, saya akan jelaskan. Tapi kalau yang lain, tidak akan datang. Saya biarkan saja,’’ kata Juli saat ditanya kemungkinan dia dinilai membangkang pada perintah Gubernur Jateng soal shalat Ied, Rabu.

Bupati Juliyatmono memang merasa kalau berbeda sendiri di antara 35 bupati dan kepala daerah di Jateng soal sholat Ied. Dia mengizinkan semua warga menggelar shalat Ied bahkan bupati menjadi khatib di Alun-alun.

Dia mengulang pernyataannya bahwa dia tetap meminta warga untuk mematuhi imbauan MUI untuk shalat Ied di rumah secara berjahaam dengan keluarganya. Namun jika ada yang akan menggelar shalat di masjid dipersilahkan.

Pertimbangannya kasus comvid di Karanganyar sudah bisa dikendalikan. Sumber terbanyak korona sudah dilokalisasi dan diketahui ada di Colomadu dan klaster Gowa. Semua sudah dikendalikan.

Bahkan kini tinggal 5 yang positif reaktif dan sudah tinggal menunggu pulang setelah hasil swabnya jadi. Kondisi mereka baik dan sehat.

Karena pertimbangan situasi sudah terkendali itulah maka dia mengizinkan, dengan syarat warga tetap memperhatikan prosedur kesehatran. Memakai masker,diukur suhu tubuh dengan thermo gun, membawa sajadah sendiri, shof dilonggarkan, berangkat ke masjid cuci tangan, khutbah dan shalat dipersingkat, tidak ada salam-salaman, tidak ada kunjung-kunjungan, halal bihalal, open house, dan lainnya. (smsolo)