Mantan jawara tinju dunia, Mike Tyson, mengutarakan kesedihannya selama menjalani hidup pasca kariernya berakhir. Ia kini tak ragu lagi menunggu datangnya kematian.
Tyson menceritakan ketika usia terus bertambah, maka ketakutan akan kematian tak lagi hinggap. Usia Tyson kini sudah menginjak 53 tahun.
“Dari pengalaman dan apa yang saya percaya, lebih banyak saya tahu tentang kematian, maka semakin ingin saya mati. Saya sedang menantikannya,” kata Tyson, seperti dilansir dari the Insider, Ahad (31/5).
“Saya tidak takut mati, mungkin hidup lebih rumit daripada mati,” katanya. “Hidup itu lebih butuh keberanian, karena tanpanya anda tak bisa hidup.”
Tyson mengungkap bahwa menjalani hidup adalah sebuah perjuangan. Menurutnya, kehidupan dan kematian ialah sesuatu yang unik.
“Kita tidak tahu kapan lahir, kita tidak tahu kapan kematian datang. Tapi, hidup ini menyiapkan kita untuk kematian,” ujar Iron Mike.
Tyson yang di Indonesia dikenal dengan julukan Si Leher Beton ini punya karier tinju menawan setelah mengalahkan banyak lawannya. Tyson memenangkan gelar tinju kelas berat dunia pada 1986 di usia yang baru 20 tahun.
Tyson menyadari akan kemungkinannya mati di atas ring. Bahkan, bisa juga ketika latihan.
“Tapi saya tidak takut akan hal itu, karena saya tahu yang bisa membunuh di ring adalah saya sendiri,” ucap Tyson.
Doa Mike Tyson
Perjalanan ke Tanah Suci sungguh membekas di hati mantan petinju dunia tersebut. “Saya masih suka menangis bila ingat saya bisa datang ke Taman Surga di Madinah,” ujar Tyson menceritakan saat-saat mengharukan ketika ia shalat di Raudhah, samping makam Rasulullah SAW.
“Saya bahkan berpikir untuk tidak beranjak dari tempat suci itu.”
Tyson mengaku sangat terkesan dengan pengalaman spritualnya di Tanah Suci. Dalam cuitannya tersebut, The Baddest Man on the Planet berdoa agar dirinya tetap berada di jalan Islam. “InsyaAllah, Allah akan terus memberkati aku untuk tetap istiqamah berada di jalan yang lurus,” kataya.